Pembangunan infrastruktur dihadapkan dengan kondisi area yang berbeda-beda. Walaupun berada di area yang sama seringkali memiliki bagian permukaan dengan kontur yang berbeda, terutama di area yang sebelumnya masih hutan atau perkebunan.
Salah satu pilihan bagi perusahaan konstruksi untuk memperbaiki kondisi tanah tersebut adalah dengan melakukan proses cut fill. Cut and fill ditujukan untuk membuat satu area pembangunan memiliki ketinggian/ kontur yang sama, dengan begitu akan mempermudah proses konstruksi.
Salah satu pilihan bagi perusahaan konstruksi untuk memperbaiki kondisi tanah tersebut adalah dengan melakukan proses cut fill. Cut and fill ditujukan untuk membuat satu area pembangunan memiliki ketinggian/ kontur yang sama, dengan begitu akan mempermudah proses konstruksi.
prinsip pekerjaan cut & fill adalah jumlah volume galian sama dengan jumlah volume urugan.
Dalam tahapan awal pekerjaan konstruksi, tentunya akan dilakukan peninjauan lokasi pembangunan. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait akses jalan, prasarana yang tersedia, kondisi lingkungan, juga salah satunya adalah kondisi tanah yang dilanjutkan dalam analisis dan kalkulasi volume cut and fill.
Baca Juga : Metode Kerja Cut and Fill Tanah
Volume cut and fill dalam pekerjaan tanah merupakan salah satu faktor yang penting, dikarenakan akan menjadi penentu harga pekerjaan pembangunan secara keseluruhan.
Baca Juga : Metode Kerja Cut and Fill Tanah
Volume cut and fill dalam pekerjaan tanah merupakan salah satu faktor yang penting, dikarenakan akan menjadi penentu harga pekerjaan pembangunan secara keseluruhan.
Perhitungan volume pada pekerjaan teknik sipil sering dikaitkan dengan pekerjaan timbunan, galian, perhitungan kapasitas tampungan suatu waduk, dan lain-lain.
Padahal kenyataan di lapangan ketidakteraturan kontur medan atau topografi sering kali menjadi penghambat dalam melakukan perhitungan volume. Perhitungan volume timbunan misalnya, apabila terjadi kesalahan kebutuhan volume tanah untuk timbunan, maka justru akan mempersulit pekerjaan teknik sipil yang lain.
Bahkan, hal tersebut menjadi akan menambah biaya pekerjaan karena bisa jadi sulitnya mobilisasi tanah yang digunakan sebagai timbunan.
Padahal kenyataan di lapangan ketidakteraturan kontur medan atau topografi sering kali menjadi penghambat dalam melakukan perhitungan volume. Perhitungan volume timbunan misalnya, apabila terjadi kesalahan kebutuhan volume tanah untuk timbunan, maka justru akan mempersulit pekerjaan teknik sipil yang lain.
Bahkan, hal tersebut menjadi akan menambah biaya pekerjaan karena bisa jadi sulitnya mobilisasi tanah yang digunakan sebagai timbunan.
Baca Juga : Jenis Tanah untuk Bangunan
Contoh lain, pada cut and fill suatu jalan yang melintasi wilayah dengan topografi bergelombang. Setelah dilakukaan pengukuran dan desain jalan akan diketahui berapa volume tanah yang harus digali dan berapa kebutuhan tanah untuk timbunan.
Ketepatan pengukuran dan perhitungan volume akan menghasilkan biaya konstruksi yang terukur, karena telah diketahui berapa potensi dan kebutuhan tanah. Apabila terjadi kesalahan perhitungan volume cut and fill, tentunya akan menambah biaya konstruksi.
Ketepatan pengukuran dan perhitungan volume akan menghasilkan biaya konstruksi yang terukur, karena telah diketahui berapa potensi dan kebutuhan tanah. Apabila terjadi kesalahan perhitungan volume cut and fill, tentunya akan menambah biaya konstruksi.
Cara Perhitungan Volume dalam Kontur Tanah yang Tidak Rata
Areal yang akan dihitung volumenya, dibagi dalam beberapa pias (potongan melintangnya). Selanjutnya cari luas tiap pias tersebut, volume areal merupakan harga rata-rata pias yang membatasinya dikalikan dengan jarak antara kedua pias tersebut.
Keterangan: A1 = Luas penampang pertama A2 = Luas penampang kedua L = Jarak penampang pertama dan kedua
• Cara ini juga menggunakan pembagian pias per pias, namun sebagai pedoman pembagian pias adalah garis kontur pada peta topografi area yang di tentukan.
Maka untuk menghitung area pada peta kontur tersebut dapat memakai rumus berikut:
• Keterangan : • A1 = Luas penampang pias ke-1 untuk elevasi ke-1 • A2 = Luas penampang pias ke-2 untuk elevasi ke-2 • n = Jumlah pias • h = beda elevasi (untuk kontur dengan interval kontur yang sama)